Vacuum frying vs deep frying, dua teknik menggoreng yang sering digunakan di industri makanan dan rumah tangga. Tapi, mana yang lebih baik? Mana yang lebih sehat dan efisien? Nah, kalau kamu masih bingung memilih metode yang tepat, yuk kita bahas perbedaannya secara lengkap!
Tenang, dalam pembahasan ini kita bakal bahas vacuum frying vs deep frying secara mendalam. Jadi, simak sampai habis, ya!
Apa Itu Vacuum Frying?
Vacuum frying adalah teknik menggoreng menggunakan tekanan rendah sehingga makanan bisa matang pada suhu yang lebih rendah di banding deep frying. Karena prosesnya di lakukan dalam kondisi vakum, kadar minyak yang di serap makanan lebih sedikit, dan warnanya pun tetap cantik.
Teknik ini sering di gunakan untuk menggoreng buah dan sayur agar tetap renyah tanpa kehilangan terlalu banyak nutrisi. Jadi, kalau kamu suka camilan sehat, vacuum frying bisa jadi pilihan yang menarik!
Apa Itu Deep Frying?
Kalau deep frying, ini adalah teknik menggoreng konvensional yang menggunakan minyak dalam jumlah banyak dan suhu tinggi. Makanan yang di goreng dengan cara ini biasanya punya tekstur renyah di luar dan lembut di dalam.
Deep frying sering di gunakan untuk menggoreng ayam, kentang goreng, atau camilan lainnya yang butuh hasil akhir yang crispy dan gurih. Tapi, metode ini juga membuat makanan menyerap lebih banyak minyak, loh!
Perbedaan Vacuum Frying dan Deep Frying
Vacuum frying dan deep frying punya perbedaan yang cukup signifikan dalam berbagai aspek. Mulai dari suhu penggorengan, kadar minyak, hingga kualitas makanan yang dihasilkan, semuanya memiliki keunggulan masing masing.
Biar makin jelas, yuk kita bahas satu per satu perbedaan utama dari kedua teknik menggoreng ini!
1. Suhu Penggorengan
Vacuum frying dilakukan pada suhu yang lebih rendah, sekitar 80 sampai 120°C. Hal ini membantu makanan tetap renyah tanpa harus terpapar panas berlebihan yang bisa merusak nutrisi di dalamnya.
Sementara itu, deep frying memerlukan suhu yang jauh lebih tinggi, sekitar 160 sampai 200°C. Proses ini memang membuat makanan cepat matang, tapi juga berisiko membuatnya menyerap lebih banyak minyak.
2. Kandungan Minyak dalam Makanan
Vacuum frying lebih unggul dalam hal penyerapan minyak karena tekanan rendah membuat makanan tidak terlalu berminyak. Hasilnya, camilan yang di hasilkan tetap sehat dan tidak terlalu berat saat di konsumsi.
Sebaliknya, deep frying membuat makanan menyerap lebih banyak minyak karena proses penggorengan di lakukan dalam jumlah minyak yang banyak dan suhu yang tinggi. Hal ini yang sering membuat makanan deep fried terasa lebih berminyak.
3. Warna dan Tekstur
Vacuum frying bisa menjaga warna makanan tetap alami karena tidak terjadi reaksi oksidasi yang berlebihan. Makanya, buah dan sayur yang di goreng dengan metode ini tetap terlihat segar dan menarik.
Sementara itu, deep frying sering membuat makanan berubah warna menjadi lebih coklat. Ini karena efek dari karamelisasi dan reaksi Maillard yang terjadi akibat suhu tinggi selama proses penggorengan.
4. Kualitas Nutrisi
Vacuum frying sangat baik dalam menjaga kandungan nutrisi makanan karena prosesnya dilakukan pada suhu yang lebih rendah. Nutrisi penting seperti vitamin dan antioksidan pun lebih banyak yang tetap terjaga.
Sebaliknya, deep frying cenderung menghilangkan lebih banyak nutrisi karena paparan panas tinggi yang bisa merusak zat-zat bermanfaat dalam makanan. Akibatnya, makanan deep fried sering dianggap kurang sehat.
Kesimpulan
Vacuum frying dan deep frying punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kalau kamu mencari metode menggoreng yang lebih sehat dan bisa menjaga warna serta kandungan nutrisi makanan, vacuum frying adalah pilihan yang tepat.
Tapi kalau kamu lebih mengutamakan tekstur renyah dan biaya yang lebih murah, deep frying masih menjadi pilihan terbaik.